
Tak hanya atap dan bocor, ternyata lantai bangunan juga punya potensi untuk bocor lho !
Ya, berbicara tentang bocor, persepsi orang pada umumnya pasti mengacu pada atap atau dinding yang bocor dan menggunakan pelapis anti bocor sebagai solusinya. Namun lantai bocor, bagaimana solusinya ?
Kebocoran pada lantai berupa air dari dalam lantai keluar ke permukaan melalui pori-pori lantai atau celah nat keramik. Hal ini biasanya terjadi pada saat musim hujan apalagi sedang mencapai puncaknya.
Ada yang mengatakan cukup melapisi lantai dengan waterproofing pasti akan selesai, tapi ingat daya dorong air dari dalam tanah akan mendorong ke permukaan justru akan merusak lapisan waterproofing. Ini tidak akan menyelesaikan masalah. Oleh karena itu cara paling efektif adalah mengetahui darimana asal air itu sendiri dan mencari solusinya.
Penyebab Lantai Bocor
Ada beberapa penyebab kebocoran dari lantai, berikut diantaranya :
Kondisi tanah dan muka air tanah.
Tanah dengan daya serap tinggi dan muka air tanah yang tinggi merupakan penyebab terbesar timbulnya rembesan dan kebocoran pada lantai.
Tanah dengan daya serap tinggi mudah menyerap air yang jatuh pada permukaannya lalu menyerapnya ke bagian permukaan tanah yang lebih dalam. Sedangkan kondisi muka air tanah yang letaknya tak jauh dari permukaan tanah ketika telah jenuh maka dapat meluap ke permukaan tanah. Kondisi ini banyak dijumpai pada daerah dataran rendah, daerah yang dekat dengan sungai, danau, laut atau daerah persawahan.
Struktur lantai bangunan tidak dirancang untuk menahan air tanah yang naik
Lantai keramik langsung dipasang di atas tanah atau pasir tanpa diplaster, pembuatan plasteran lantai / floorscreed yang tidak berkualitas baik, atau pelapis lantai memiliki daya serap yang tinggi tanpa diselingi oleh lapisan anti bocor. Alhasil, air mudah rembes dan masuk dari sela sela nat.
Cara Mencegah Lantai Bocor
Oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum membangun rumah :
- Elevasi / ketinggian lantai rumah idealnya harus lebih tinggi dari permukaan tanah asli, biasanya ketinggian minimal 50 cm. Namun jika dihitung dari permukaan saluran drainase kota di depan rumah Anda atau dari permukaan jalan, idealnya ketinggian lantai 1 meter atau lebih mengingat perkembangan suatu kota yang pesat memungkinkan adanya perubahan rencana drainase dan jalan ke depannya.
- Hindari menggunakan material lantai yang memiliki daya serap tinggi seperti marmer, teraso dan beton. Apalagi marmer bila tidak ada penanganan sebelum pemasangan cepat sekali menimbulkan noda atau flek pada permukaannya.
- Tambahkan material material yang dapat menahan air, seperti lapisan dasar pelapis anti bocor khusus area lembab atau basah. Selain itu lantai beton pun harus memiliki kualitas yang baik agar tak dapat ditembus air.
- Gunakan additive khusus nat keramik yang mampu menjaga nat agar dalam kondisi tetap kering dan menjaga muai susut keramik.
- Untuk kondisi tanah yang parah, rawan banjir dan curah hujan tinggi, rumah panggung dengan jarak 20 – 50 cm dari permukaan tanah sangatlah direkomendasikan.