Atap Galvalum, Semakin Popular Tapi Ada Kelemahannya !

Kalau dulu kita mengenal usuk dan reng kayu juga genteng sebagai material penyusun atap, maka sekarang material tersebut semakin hari akan tergantikan dengan material Atap Galvalum sejak tahun 2000-an.

Galvalum atau Galvanis Alumunium, terbuat dari baja berkualitas tinggi yang dilapisi dengan lapisan anti karat atau korosi. Sifatnya yang ringan dan tipis menjadi salah satu alasan kenapa jenis atap yang terdiri dari rangka atap dan penutup berupa seng ini banyak dipakai sebagai salah satu material untuk rehabilitasi gempa di Lombok, Palu dan daerah lainnya. Sementara sifatnya yang anti karat dan korosi membuat material jenis ini banyak dipakai sebagai pengganti atap seng gelombang yang cepat sekali berkarat terutama di daerah pantai.

Tetapi apakah Atap Galvalum benar-benar Anti Karat ?

Beberapa produsen mengklaim produknya memiliki lapisan pelindung karat yang mampu bertahan selama jangka waktu 10 tahun, tetapi lapisan pelindung pun bisa rusak karena beberapa faktor yaitu :

Goresan benda tajam pada permukaan material.

Goresan ini akan menyebabkan lapisan pelindung karat pada atap menjadi rusak dan mengakibatkan karat pada bagian tersebut. Namun karat ini nantinya akan cepat menyebar ke seluruh permukaan material hingga akhirnya karat secara menyeluruh.

Menempelnya permukaan galvalum dengan adonan semen.

Semen ketika terkena air akan menghasilkan reaksi kimia yakni mengandung alkali atau garam. Nah bila adukan semen ini menempel pada permukaan galvalum akan mengakibatkan lapisan anti karat pada galvalum akan rusak. Oleh karena itu hindari aplikasi adukan semen untuk karpus / genteng nok atau pada jepitan rangka atap yang langsung bersentuhan dengan rangka atap galvalum. Untuk mengatasinya buatlah lapisan kedap air sebagai pembatas antara adukan semen dan permukaan galvalum.

Penggunaan cairan zat kimia yang bersifat korosi.

Penggunaan cairan pembersih asam seperti pembersih lantai dan keramik, akan menimbulkan korosi pada beberapa material termasuk juga galvalum. Lapisan anti karat pada galvalum akan mengelupas dan menimbulkan karat. Oleh sebab itu letakkan cairan pembersih ini jauh dari material galvalum.

Bubuk halus sisa potongan atap.

Ketika memotong rangka atap maupun atap, hindari penggunaan gerinda. Bubuk halus hasil pemotongan (gram genida) yang menempel pada permukaan material bila tidak dibersihkan  akan menyebabkan karat.

Atap Galvalum Tidak Tahan Panas !

Ya, dibandingkan dengan atap jenis lainnya, atap berbahan baja mempunyai sifat tidak dapat menyerap panas. Hal ini tentu saja akan membuat mereka yang tinggal di bawahnya menjadi gerah kepanasan. Terlebih lagi bila tinggal di daerah pantai pasti akan merasakan hawa panas yang luar biasa dengan menggunakan atap jenis ini.

Tetapi hal seperti ini dapat diatasi dengan  beberapa cara yaitu :

Mengatur sirkulasi udara di dalam ruangan

Bukaan jendela sangat diperlukan untuk sirkulasi keluar masuknya udara agar udara panas tidak terus menerus berada di dalam ruangan, namun bila tidak memungkinkan, Anda dapat menggunakan ex-haust fan sebagai penggantinya.

Menggunakan bahan peredam panas.

Penggunaan bahan peredam panas seperti Polyester, Alumunium Foil, Bubble Foil dan Glasswool diklaim dapat meredam panas. Penggunaan bahan peredam panas ini dilakukan sebelum pemasangan penutup atap.

Menggunakan Lapisan Penolak Panas.

Lapisan penolak panas ini dapat langsung diaplikasikan di atas permukaan penutup atap. Dengan lapisan ini panas yang diterima tidak akan diserap tetapi ditolak sehingga penutup atap tidak akan panas dan ruangan di bawahnya tidak akan merasakan panas atau gerah. Jenis bahan ini memang sedikit lebih mahal namun Anda akan mendapatkan benefit dari cara pengaplikasiannya yang praktis tanpa perlu membongkar atap dan mampu menurunkan suhu permukaan atap.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!